Home » » Al Ala’ bin Hadhrami (Menyeberangi Lautan)

Al Ala’ bin Hadhrami (Menyeberangi Lautan)

Written By Unknown on Thursday, August 15, 2013 | 8:27 PM


kini orang-orang yang murtad melarikan diri dari bahrain, mereka menetap dan berlidung di jazirah Daarain, mereka berlindung diri dengan ombak lautan yang mengelilingi mereka, umpama gelang yang melingkari pergelangan tangan. Kemudian mereka membiarkan diri terlena dengan hawa nafsu serta mereka bermukim disana dalam peristitrahatan yang nyenyak, dan mereka lupa  untuk berhati-hati akan serangan kaum muslimin yang tiba-tiba akan datang.
Itu dikarenakan mereka yakin bahwa laskar-laskar muslim yang tinggal dalam padang shahra’ tidak akan mampu menerobos tempat kediaman mereka sekarang ini, ditmbah lagi kalau laskar-laskar muslim kurang pengetahuan tentang ilmu kelautan, dan tidak memiliki peralatan untuk melaut.

********

Akan tetapi Ala’ bin Hadhrami telah tersimpan dalam dirinya akan suatu perkara yang besar nan berbahaya, yang perkara seperti ini tidak pernah dipikirkan oleh panglima islam sebelumnya dan juga tidak terlintas dalam benak kaum muslimin lainnya. sungguh hadhrami telah tertancap azam dalam dirinya untuk mengikuti perang Daarain dan mengalahkan kaum murtad yang terpagari oleh air.

Bukanlah Ala’ tidak menyadari bahwa batalion-balionnya lahir ditengah padang pasir, yang tentunya mereka sangat takut akan lautan dengan diiringi oleh bayang-bayang yang mengancam mereka. Tentunya keingiinan Ala’ yang begitu menggebu-gebu membutuhkan orang lain untuk mengingatkannya bahwa mereka tidak memiliki satupun dari kapal laut yang akan mengangkut pasukannya, ditambah dia membutuhkan sebuah armada yang besar untuk mengangkut seluruh armadanya. Sebagaimana ia membutuhkan jembatan-jemabtan untuk menyebrang ke wilayah lawan. Sungguh perihal ini telah disadari oleh Ala’ bin Hadhrami sebelum ia berazam.

Dan dia juga menyadari bahwa jarak antara pesisir Bahrain dengan dataran Daarain menempuh waktu sehari semalam perjalanan kapal pesiar. Walaupun demikian, ia tidak pernah ragu terhadap azam yang telah tertancap dalam sanubarinya.

*******

Ketika rencana telah disiapkan dengan matang yang ia lalui dengan berbagai macam proses dan pertimbangan maka ia mengumpulkan laskar-laskar islam serta berdiri dihadapan mereka dengan berkata :
“Maka dia memuji Allah SWT dengan pujian yang sungguh dan menyanjung tinggi akan kemuliannya, serta memanjatkan shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW”.
Kamudian Ala’  memberitakan kepada pasukannya tentang apa yang telah ia azamkan untuk menyeberangi lautan dan memerangi kaum murtad yang melindungi diri dibalik sekatan air laut.

Tatkala ia memperhatikan mata dan raut wajah tentaranya, ia mendapati berbagai macam bentuk persoalan yang tersimpan dimulut mereka, seakan-akan mulut mereka hampir terbuka untuk berbicara. Ala’ segera menutup pintu dari setiap mulut tentaranya dengan melanjutkan berbicara diahadapan mereka, ditakutkan akan timbul benih-benih keraguan dalam hati laskar-laskar muslim, Ala’ berkata :
“jangan tanyakan bagaimana kita demikian..?”
Sungguh Allah telah memperlihatkan kepada kalian akan tanda-tanda kekuasaan-Nya di daratan, jika kalian mentadabburinya, niscaya keyakinan kalian akan tanda-tanda kekuasaan-Nya di laut menunggu kedatangan kalian…
“Jangan tanyakan bagaimana..?”
Allah bersama kalian…
Bukankah Allah telah mencurahkan telaga-telaga dengan air yang tawar ditengah padang pasir yang tandus…!
dia telah menghilangkan dahaga dan menyelamatkan kalian dari kebinasaan.
Bukankah Allah telah mengembalikan unta-unta yang tersesat dipadang pasir tandus yang luasnya sejauh mata memandang. Maka saksikanlah dengan mata kalian, seolah-olah Malaikat Rahman mengiring unta-unta itu kepada kalian dengan kedua sayapnya sampai ditempat dimana kalian berpijak. Tanpa ada satupun barang yang kehilangan dari pada bekal diatas punggung unta-unta tersebut, air maupun makanan.
Dia pula yang mengenyangkan kalian dari kelaparan…
Dan Dia juga yang menenangkan kalian dari ketakutan…
Dan Dia pulalah yang menyelamatkan kalian dari kehancuran…

Sesungguhnya Allah telah mengabulkan permintaan kalian tatkala kalian meminta kepadanya di tengah padang shahra’, doa yang diiringi dengan penuh harap dengan hati yang kushuk penuh kepasrahan kepada-Nya. Dengan kemurahan-Nya, doa akan dikabulkannya ketika engkau hendak menyeberangi lautan untuk menghadang musuh-Nya dengan hati yang tulus…
Akhirnya Ala’ mengakiri perkataannya :
“persiapkan diri kalian wahai pasukanku….
Bersegeralah untuk menghadang musuh Allah dan musuh kalian..
Dan naiklah unta-unta kalian dan kendaraan kalian…
Berjalanlah diatas permukaan air laut dengan keberkahan dan taufik dari-Nya.
Setelah pasukan mendengar siraman semangat yang begitu dalam, maka tak ada sepatah kata pun yang terucap kecuali satu ucapan :
“na’am…. Na’am”
Kami akan melakukan apa yang engkau perintahkan wahai pemimpin kami…
Demi Allah..! tidak ada yang kami takutkan sekarang ini kecuali takut kepada Allah SWT.

*******

Pasukan yang gagah berani menaiki punggung kuda dengan sangat agresif menuju pesisir pantai. Ketika kendaraan mereka membenamkan kaki dalam air, maka Ala’ bin Hadhrami mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berkata kepada pasukannya :
“ulanglah apa yang saya katakan…”
Kemudian Ala’ pun segera berdoa beserta diikuti oleh seluruh pasukannya :
“Wahai yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih, Engkau tempat meminta segala sesuatu, Engkau yang Maha kuat, Engkau yang Maha Hidup dan tidak pernah tidur, tiada Tuhan selain Engkau, tidak ada sekutu bagi-Mu, hanya kepada Engkau kami bertawakal, dengan Qudrah-Mu lah kami meminta pertolongan, dan dengan keperkasaan dan kekayaan Engkau kami memproteksi diri”.

Kemudian Ala’ menyeberangi lautan dan menyuruh seluruh batalionnya untuk mengikuti dibelakangnya, maka seluruh pasukanpun patuh atas perintah komandan dan mengikutinya dibelakang, dan tatkala itu pula teluk dalam keadaan tenang. Sehingga kuda dan unta pun mengarungi di atas air dengan penuh ketenangan, seolah-olah mereka bagaikan berjalan di atas pasir lunak yang hanya ditutupi dengan sedikit air.

*******

Ketika pasukan sudah sampai di pesisir laut, mereka dengan segera menaiki daratan layaknya seekor singa yang menerkam mangsanya, dan mengeluarkan pedang dari selesongnya.
Dan mereka berjalan mencari kepala musuh Allah sebagai buruan..

Ketika itu pula tercenganglah orang-orang murtad seakan-akan mereka lupa akan dirinya dengan apa yang terjadi disekitar mereka, dan mereka semakin kebingungan dengan datangnya musuh secara tiba-tiba, kebingunganpun menghantui mereka dengan penuh rasa takut…
Mereka tidak mengetahui akan datangnya pasukan muslimin, apakah mereka jatuh dari langit ataupun keluar dari perut bumi..?!.
Karena itu tidak terlintas dalam pikiran mereka bahwa mereka akan datang dari arah laut.

********
 Maka Ala’ beserta bala tentaranya membersihkan orang-orang murtad sehari semalam, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.
Pasukan muslimin menyapu bersih orang-orang murtad dari pesisir hingga pesisir dimanapun mereka berada, kemudian membunuh para lelaki, dan menawan anak-anak serta kaum wanita, dan mendapatkan harta rampasan perang.
Kemudian Ala’ membagikan harta nganimah tersebut diantara para pasukannya, dan setiap pasukan mendapatkan senilai 2000.
Dan barang-barang kaum muslimin tidak ada satu benda pun yang hilang ketika mereka menyeberangi lautan, tidak unta maupun kuda kecuali Aliqah (apa yang digantung di kuda dari pada bekal) kuda, kepunyaan salah seorang tentara muslimin, tatkala itu Ala’ langsung mengantikan rugi dengan mengembalikannya kepada pemiliknya.

********

Ketika tentara mu’minin berada ditengah perjalanan, mereka menjumpai seorang  Rahib Nashrani yang sedang melakukan perjalanan juga, kemudian Rahib ini meminta izin kepada Ala’ untuk menjadi pemandu perjalanan mereka, dan berlindung dengan kaum muslimin , Ala’ pun mengizinkannya.

Ketika perjuangan mereka mencapai puncak terakir yang dilewati dengan berbagaimacam lika-liku cobaan dan pengorbanan, disertai pula dengan berbagai pertolongan, tanpa terjadi sesuatupun yang janggal, menakutkan ataupun sesuatu yang tidak baik terhadap apa yang Allah sempurnakan bagi mereka berupa pertolongan, keistimewahan, dan keutamaan.

Ketika itu pula, hati sang Rahib bergetar dan bangunlah hatinya yang telah lama terlelap. Rahib pun menyatakan ke Islamannya di depan tentara muslimin dan komandannya.
Ketika sang Rahib tadi kembali kepada kaumnya yang Nashrani, mereka berkata kepadanya :
“celakalah engkau…! Apa yang geranganmu meninggalkan agama nenek moyangmu terdahulu…?! Dan kemudian masuk agama Islam..”
Rahib berkata : “ketika aku mendengar doa mereka bagaikan sihir, munculnya banyak air di padang pasir yang gersang yang tempat tersebut tidak ada air ataupun pepohonan, dan terbukanya jalan dilautan dibawah kaki mereka”
Maka aku yakin bahwa mereka tidak akan ditolong oleh malaikat kecuali mereka dalam kebenaran dan sungguh mereka dalam keadaan yang benar.

********

Rahimahullah Ala’ bin Hadhrami wa karramullahu wajhahu..!!!
Maka sungguh ia telah hidup sebagai seorang mujahid dengan lisannya
Dialah komandan Muslimin pertama yang mengarungi lautan demi meninggikan kalimatullah diatas permukaan bumi ini.

Penerjemah : Muzirwan bin Muhibbudin
Dari kitab     : Shuwar Min Hayatish Shahaabah
Hal               : 361 jilid 2
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PMIK Mesir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger